Prestasi Generasi Muda Indonesia di
Berbagai Bidang (Nasional/Internasional)
Indonesia memiliki banyak sekali talenta muda di dalam berbagai bidang . Hal ini
terbukti dengan prestasiyang diraih oleh
setiap para atlet bangsa, baik di tingkat regional Asia
Tenggara maupun dunia.
Diantara sejumlah banyak olahragawan unggul ini, Jawaban telah
memilihkan 3 atlet muda secara acak kepada Anda :
1. Chelsie Monica Sihite
Banyak dari Anda pasti tidak mengenal sosok Chelsie.
Ini sangat wajar karena olahraga yang digeluti oleh gadis berusia 16 tahun
tersebut adalah cabang olahraga yang tidak terlalu populer di Indonesia yakni catur.
Sedikit info mengenai Chelsie. Gadis kelahiran
Balikpapan ini merupakan pemegang Woman International Master (WIM). Per-oktober
2012, ratingnya kini sudah mencapai 2.254. Pada ajang Indonesian
Open Chess Championship (IOCC) 2012, Chelsie dipercaya Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) menjadi satu dari antara
beberapa atlet muda catur untuk mewakili bangsa di kejuaraan
yang diikuti oleh pecatur-pecatur internasional. Meski tidak meraih
juara, tetapi pencapaiannya saat itu tetaplah istimewa.
2. Chris John
Berbeda dengan Chelsie, petinju yang satu ini sudah cukup banyak
dikenal oleh rakyatIndonesia.
Pasalnya, pemegang sabuk gelar tinju versi WBA (World Boxing Association)
kelas bulu tersebut di dalam setiap penampilannya tidak pernah mengecewakan.
Prestasi terakhir yang ditorehkan suami dari Anna Maria Megawati ini adalah
menang mutlak dari petinju asal Jepang, Shoji Kimura.
3. Eko Yuli Irawan
Nama Eko Yuli terangkat ke publik pada saat dirinya
meraih medali perunggu di Olimpiade London 2012 beberapa bulan lalu. Walau
medali perunggu, tetapi melihat pesaing-pesaingnya dari negara-negara lain,
hasil yang diraih oleh Eko Yuli sangatlah membanggakan.
Rakyat pun semakin percaya bahwa Indonesia tidak hanya berprestasi di cabang Bulutangkis dan pencak
silat. Di cabang angkat berat misalnya, kita bisa berbicara banyak.
Sebagai generasi muda bangsa, mengukir prestasi sudah seharusnya menjadi tujuan kita
bersama. Walaupun bukan satu-satunya cara, tetapi dengan hal ini kita bisa
mengangkat harkat dan martabat negara di mata internasional. Oleh sebab itu,
maju terus para olahragawan/wati muda tanah air, kibarkan merah putih di
setiap negara yang Anda kunjungi dan bawalah pulang medali atau piala kapan pun
Anda bertanding.
Indonesia sudah memiliki beberapa pembalap muda yang berlaga di
kancah internasional seperti Rio Haryanto dan Sean Gelael. Kini muncul satu
lagi: Andersen Martono.
Kalau Rio berlaga di GP3 bersama tim Manor, dan sempat mengikuti
ujicoba dengan mobil F1 Virgin Racing di Sirkuit Yas Marina Dubai, maka lain
halnya Sean. Putra Ricardo Gelael itu sempat menjadi navigator termuda di ajang
balap reli nasional.
Sean juga menjadi juara dalam ajang Macau International Kart Prix
pada pertengahan Desember silam.
Lalu, bagaimana dengan Andersen? Pemuda yang baru berusia 14 tahun
akan turun membalap di ajang karting Eropa, salah satunya Monaco Cup,
pertengahan 2011 ini.
Ayah Andersen, Wachjudi Martono, menyebut bahwa anaknya siap untuk
turun di ajang bergengsi itu.
“Alasannya, ajang Monaco Cup sangat tepat untuk Andersen menambah
pengalaman dan jam terbang selain kejuaraan karting Eropa lainnya. Atas saran
itulah, tahun ini saya proyeksikan Andersen turun di sana,” papar
Wachjudi dalam rilis yang diterima detikSport.
Selain turun di Monaco Cup, runner-up Junior KF3 Karting Asia 2010 itu juga
akan turun di Kejuaraan CIK Event di Eropa lainnya seperti Belgium Cup dan
France Open.
“Tiga event tersebut merupakan salah satu program Andersen musim
2011 ini, selain tentunya Kejuaraan Asian Karting Open Championship (AKOC),”
tutur Wachjudi.
Apa yang dikatakan sang ayah juga diamini oleh Andersen. Ia
mengaku siap untuk mengikuti jejak Sean di dunia karting.
“Ya, saya ingin bisa jadi juara seperti Sean,” ucapnya.
Sumber: detikSport
1. Penemuan Teknologi 4G
Foto : blog.chung.web.id
Penemu teknologi 4G ternyata adalah orang Indonesia.
Seperti dikutip dari Bisnis.com, alumni Teknik Elektro ITB dengan predikat cum
laude pada tahun 2000, Khoirul Anwar adalah penemu teknologi tersebut. Tidak
hanya menemukan, ia juga pemilik paten 4G.
Untuk diketahui, Khoirul juga lulusan Nara Institute
of Science and Technology (NAIST) dan memperoleh gelar master di tahun 2005
serta doktor pada 2008. Ia juga penerima IEEE Best Student Paper Award of IEEE
Radio and Wireless Symposium (RWS) 2006, di California.
Masih dari tulisan Bisnis.com, penemuan teknologi 4G
berbasis OFDM diawalinya dengan ide mengurangi daya transmisi untuk
meningkatkan kecepatan transmisi data. Penurunan daya dilakukan hingga 5dB saja
(100.000 = 10 pangkat 5 kali lebih kecil dari teknologi sebelumnya) dan
hasilnya kecepatan transmisi meningkat.
Pada paten keduanya, Khoirul Anwar kembali membuat
dunia kagum, kali ini adalah menghapus sama sekali guard interval/GI, tentu
saja ini malah membuat frekuensi yang berbeda akan bertabrakan, alih-alih
menambah kecepatan.
Namun, anak Indonesia asli asal Kediri ini
mengkompensasi risiko tersebut dengan mengembangkan algoritma khusus di
laboratorium, hasilnya interferensi tersebut dapat diatasi dengan unjuk kerja
yang sama seperti sistem biasa dengan adanya GI.
Asisten Professor di JAIST ini masih terus mengasah
kemampuannya. Meski berprestasi cemerlang di Jepang, Khoirul Anwar menyimpan
keinginan untuk kembali ke Indonesia jika telah menjadi salah satu tokoh
terkemuka di bidang telekomunikasi.
2. Pembuatan Satelit
INASAT-1
Prestasi Indonesia lainnya dibidang teknologi ialah
dengan membangun dan mendesain satelit sendiri yakni satelit INASAT-1.
Satelit ini adalah Nano Hexagonal Satelit yang dibuat dan didesain sendiri oleh
Indonesia untuk pertama kalinya.
Seperti dikutip dari Wikipedia.Org, INASAT-1 merupakan
satelit metodologi penginderaan untuk memotret cuaca buatan LAPAN. Selain itu
INASAT-1 adalah satelit Nano alias satelit yang menggunakan komponen elektronik
berukuran kecil, dengan berat sekitar 10-15 kg. Satelit itu dirancang dengan
misi untuk mengumpulkan data yang berhubungan erat dengan data lingkungan
(berupa fluks magnet didefinisikan sebagai muatan ilmiah) maupun housekeeping
yang digunakan untuk mempelajari dinamika gerak serta penampilan sistem
satelit.
Adapun satelit itu dirancang bersama oleh PT
Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN),
khususnya Pusat Teknologi Elektronika (Pustek) Dirgantara. Berbekal nota
kesepakatan antara LAPAN, Dirgantara Indonesia, serta dukungan dana dari Riset
Unggulan Kemandirian Kedirgantaraan 2003, maka dimulailah rancangan satelit
Nano dengan nama Inasat-1 (Indonesia Nano Satelit-1).
Dari segi dinamika gerak akan diketahui melalui
pemasangan sensor gyrorate tiga sumbu, sehingga dalam
perjalanannya akan diketahui bagaimana perilaku geraknya. Penelitian dinamika
gerak ini menjadi hal yang menarik untuk satelit-satelit ukuran Nano yang
terbang dengan ketinggian antara 600-800 km.
3. Penemuan Pesawat Terbang
dengan Two-Man Cockpit| Garuda Indonesian Airways A300 Pesawat Dua Cockpit
Pertama di Dunia
Dulu, satu unit pesawat terbang harus dinavigasi oleh
3 sampai 4 orang pilot dan co-pilot. Namun, sejak adanya penemuan
penyederhanaan cockpit, pesawat terbang hanya perlu dipiloti oleh dua
orang saja.
Wiweko Soepono dan Pesawat Airbus A300-B4 | Foto :
Infogue.com
Adalah Wiweko Soepono yang dikenal sebagai penemu
pesawat komersil two-man cockpit yang diterapkan pabrik Airbus Industrie.
Pesawat pertama kokpit dua awak (crew) adalah Airbus A300-B4 FFCC (Forward
Facing Crew Cockpit), cikal bakal pesawat glass cockpit berawak dua yang
digunakan hingga sekarang.
Mengutip tulisan Wikipedia.Org, pria kelahiran Blitar,
Jawa Timur pada 18 Januari 1923 dan meninggal di Jakarta, 8 September 2000 pada
umur 77 tahun ini dulunya adalah direktur utama Garuda Indonesia pada periode
1968-1984. Pesawat pertama kokpit dua awak (crew) di dunia adalah Airbus
A300-B4 FFCC (Forward Facing Crew Cockpit).
Dalam perjalanannya sebagai direktur utama Garuda
Indonesia, Wiweko sering menerbangkan pesawat armadanya sendiri. Pengalamannya
menerbangkan pesawat mesin ganda baling-baling Beechcraft Super H-18 Desember
1965 trans-Pasifik seorang diri dari pabrik Beechcraft di Wichita (Kansas) via
Oakland, Amerika Serikat (7 Desember) ke Jakarta sehingga Wiweko mengusulkan
agar pesawat Super H-18 mempergunakan sistem intergrity untuk one pilot
operation dan diterima oleh perusahaan Beechcraft.
Pengalaman inilah yang membuat dirinya bersama staf
Airbus Industrie, eksekutif perusahaan Roger Beteille, pilot uji Pierre Baud,
serta staf lainnya membuat konsep penerbangan dengan dua awak pesawat. Konsep
ini dibuat setelah uji coba dengan pesawat Airbus Airbus A-300B-4
memperlihatkan peran flight engineer yang tidak terlalu banyak. Dengan
mengeliminir flight engineer dan mengubah setting layout cockpit pesawat, maka
diperoleh konsep FFCC (Forward Facing Crew Cockpit) yang memungkinkan pesawat
kelas jumbo hanya diterbangkan oleh dua awak pesawat.
Konsep FFCC sangat ditentang pada saat itu, baik di
dalam maupun di luar negeri. Namun kini konsep itu disempurnakan menjadi glass
cockpit yang menjadi standar untuk pesawat sipil. Boeing yang semula menentang
akhirnya menggunakan teknologi ini pada pesawat Boeing 747 400 dan Boeing 777.
Nama glass cockpit juga dikenal sebagai Garuda cockpit yang sebelumnya
dinamakan Wiweko cockpit.
Garuda Indonesia tercatat mengoperasikan 9 pesawat
jenis ini (A 300 B4 FFCC), salah satunya jatuh di Sibolangit, Sumatera Utara
pada tahun 1997. Pada akhirnya untuk menyehatkan keuangan perusahaan (dan
mengikuti perkembangan teknologi), pesawat ini kemudian dijual untuk
menyehatkan perusahaan meskipun menurut R.J. Salatun, setidaknya ada salah satu
yang dijadikan museum.
4. Penemuan Dibidang
Semiconductor Nanostructure Optoelectronics Devices dan High Power
Semiconductor Lasers
Adalah Prof. Nelson Tansu, Ph.D penemu dan pemegang
paten dibidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high
power semiconductor lasers. Penemuan tersebut sangat membantu dunia
kesehatan dan kedokteran. Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara pada tanggal 20
Oktober 1977 ini juga dikenal sebagai profesor termuda asal Indonesia di
Amerika Serikat.
Nelson merupakan lulusan terbaik SMU Sutomo 1 Medan
pada tahun 1995 dan juga pernah menjadi finalis Tim Olimpiade Fisika Indonesia
(TOFI). Namanya yang unik dan tidak mencirikan nama Indonesia sempat dikira
sebagai orang Turki dan Jepang. Dugaan itu muncul jika dikaitkan dengan
hubungan famili Tansu Ciller, mantan perdana menteri (PM) Turki. Beberapa
netters malah tidak segan-segan mencantumkan nama dan kiprah Nelson ke dalam
blog/website Turki sebagai orang Turki. Seolah-olah mereka yakin betul bahwa
fisikawan belia yang mulai berkibar di lingkaran akademisi AS itu memang
berasal dari negerinya Kemal Ataturk.
Ada pula yang mengira bahwa Nelson adalah orang Asia
Timur, tepatnya Jepang atau Tiongkok. Yang lebih seru, beberapa universitas di
Jepang malah terang-terangan melamar Nelson dan meminta dia “kembali” mengajar
di Jepang.
Nelson yang sekarang menjadi profesor di universitas
ternama Amerika, Lehigh University, Pensilvania dan mengajar para mahasiswa di
tingkat master (S-2), doktor (S-3) dan post doctoral Departemen Teknik Elektro
dan Komputer.
Lebih dari 84 hasil riset maupun karya tulisnya telah
dipublikasikan di berbagai konferensi dan jurnal ilmiah internasional. Ia juga
sering diundang menjadi pembicara utama di berbagai seminar, konferensi dan
pertemuan intelektual, baik di berbagai kota di AS dan luar AS seperti Kanada,
Eropa dan Asia. Prof Nelson telah memperoleh 11 penghargaan dan tiga hak paten
atas penemuan risetnya.
Ada tiga penemuan ilmiahnya yang telah dipatenkan di
AS, yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high
power semiconductor lasers. (sumber : kolombiografi.blogspot.com)
5. Penemuan Kapal Ikan
Bersirip
Doktor dari The Graduate School of Marine Science and
Engineering Nagasaki University, Jepang (1993), ini adalah penemu teknologi
kapal ikan bersirip. Temuan pria bernama lengkap Prof. Dr. Ir. Alex Kawilarang
Warouw Masengi, MSc kelahiran Desa Kinilou, Tomohon, 13 Juni 1958, ini sudah
dipatenkan di Jepang.
Suami dari Ixchel Peibie Mandagie MSi (juga dosen
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat), ini diilhami ikan terbang dalam
menemukan teknologi perkapalan tersebut. Ikan itu dapat terbang jauh bagaikan
pesawat udara yang
melayang rendah di atas permukaan air laut.
melayang rendah di atas permukaan air laut.
Dia tertarik ketika mengamati bentuk tubuh dan sirip
ikan terbang antoni (torani). Ikan itu dapat melayang di atas permukaan air
laut. Tubuhnya terangkat melalui pergerakan sirip yang relatif panjang dan
dorongan pergerakan tubuhnya sendiri. Pakar teknik perkapalan perikanan ini
mengamati ikan antoni memiliki bentuk tubuh yang relatif unik, mulai dari
kepala, badannya yang montok, pergelangan ekornya serta seluruh siripnya.
Bentuk tubuh dan sifat-sifat khas ikan antoni itulah yang ia terapkan ke dalam
desain badan kapal ikan, berikut pemasangan sirip pada bagian lambung kapal.
Hasilnya, tingkat kestabilan kapal ikan relatif menjadi lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan jenis kapal ikan lain. (sumber : TokohIndonesia.com)
dibandingkan dengan jenis kapal ikan lain. (sumber : TokohIndonesia.com)
6. Penemuan Konstruksi
Pondasi Cakar Ayam
Prof Dr Ir Sedijatmo tahun 1961 ketika sebagai pejabat
PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol
Jakarta. Dengan susah payah, 2 menara berhasil didirikan dengan sistem pondasi
konvensional, sedangkan sisa yang 5 lagi masih terbengkelai. Menara ini untuk
menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang
Olah Raga Senayan dimana akan diselenggarakan pesta olah raga Asian Games 1962.
Karena waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem
pondasi konvensional sangat sukar diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka
dicarilah sistem baru ,Lahirlah ide Ir Sedijatmo untuk mendirikan menara di
atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di
bawahnya. Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram
tanah lembek secara meyakinkan.
Oleh Sedijatmo, hasil temuannya itu diberi nama sistem
pondasi cakar ayam. Menara tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dan
tetap kokoh berdiri di daerah Ancol yang sekarang sudah menjadi ka wasan
industri. Bagi daerah yang bertanah lembek, pondasi cakar ayam tidak hanya
cocok untuk mendirikan gedung, tapi juga untuk membuat jalan dan landasan. Satu
keuntungan lagi, sistem ini tidak memerlukan sistem drainase dan sambungan
kembang susut. (wikipedia.org)
7. Pesawat N 250
Foto : id.wikipedia.Org
Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan
asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia, PT DI,Indonesian Aerospace),
Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain,
produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang
merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. berbeda
dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 dimana kode CN menunjukkan
CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu dikerjakan secara
patungan antara perusahaan CASA Spanyol dengan IPTN.
Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha
merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di
kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat
Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan
produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program N-250 akan dibangun
kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun
untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar
internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan
kapasitas mesin,dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire.
Pertimbangan B.J. Habibie untuk memproduksi pesawat
itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena
salah satu pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak
keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, Fokker Aviation di
Belanda dinyatakan gulung tikar pada tahun 1996. (Wikipedia.Org)
8. Teori Crack Progression
Oleh BJ Habibie
Kulit luarnya bisa saja terlihat halus mulus tanpa
cacat. Tapi siapa tahu, sisi dalamnya keropos. Ketidakpastian inilah yang
dihadapi industri pesawat terbang sampai 40 tahun lalu. Pemakai dan produsen
sama-sama tidak tahu persis, sejauh mana bodi pesawat terbang masih andal
dioperasikan. Akibatnya memang bisa fatal. Pada awal 1960-an, musibah pesawat
terbang masih sering terjadi karena kerusakan konstruksi yang tak terdeteksi.
Kelelahan (fatique) pada bodi masih sulit dideteksi dengan keterbatasan perkakas.
Belum ada pemindai dengan sensor laser yang didukung unit pengolah data
komputer, untuk mengatasi persoalan rawan ini.
Titik rawan kelelahan ini biasanya pada
sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang atau antara sayap dan dudukan
mesin. Elemen inilah yang mengalami guncangan keras dan terus-menerus, baik
ketika tubuhnya lepas landas maupun mendarat. Ketika lepas landas, sambungannya
menerima tekanan udara (uplift) yang besar. Ketika menyentuh landasan, bagian
ini pula yang menanggung empasan tubuh pesawat. Kelelahan logam pun terjadi,
dan itu awal dari keretakan (crack).
Titik rambat, yang kadang mulai dari ukuran
0,005 milimeter itu terus merambat. Semakin hari kian memanjang dan
bercabang-cabang. Kalau tidak terdeteksi, taruhannya mahal, karena sayap bisa
sontak patah saat pesawat tinggal landas. Dunia penerbangan tentu amat peduli,
apalagi saat itu pula mesin-mesin pesawat mulai berganti dari propeller ke jet.
Potensi fatique makin besar.
Pada saat itulah muncul anak muda jenius yang mencoba
menawarkan solusi. Usianya baru 32 tahun. Postur tubuhnya kecil namun
pembawaannya sangat enerjik. Dialah Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie,
laki-laki kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936.
Habibie-lah yang kemudian menemukan bagaimana rambatan
titik crack itu bekerja. Perhitungannya sungguh rinci, sampai pada hitungan
atomnya. Oleh dunia penerbangan, teori Habibie ini lantas dinamakan crack
progression. Dari sinilah Habibie mendapat julukan sebagai Mr. Crack. Tentunya
teori ini membuat pesawat lebih aman. Tidak saja bisa menghindari risiko
pesawat jatuh, tetapi juga membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah. (jaist.ac.jp)
9. Penemu Teknik Pemisahan Cairan dalam
Kecepatan Tinggi
Prof Dr. Rahmiana Zein adalah penemu teknik
kromatografi tercepat di dunia. Keberhasilan ini diperoleh istri Prof.
Dr. Edison Munaf, Pembantu Rektor II Universitas Andalas itu saat penelitian
untuk disertasi doktor bidang kimia dibawah bimbingan Prof. Toyohide Takeuchi,
di Universitas Gipu, Jepang pada 1998. Kromatografi memang bukan ilmu baru.
Pemisahan senyawa kimia memanfaatkan interaksi antara pelarut, sampel yang akan
dipisahkan, fase diam (stationary phase) dan fase bergerak (mobile phase) ini
telah berkembang seabad silam. Setelah T. Swett berhasil memisahkan zat warna
dedaunan tahun 1903.
“Pisau pembedah” senyawa kimia yang cepat dan
simultan ini terus berkembang ke bidang lain. Terutama ilmu kedokteran,
pertanian, peternakan, biologi dan lingkungan. Izmailov dan Schaiber misalnya,
pada 1938 menggunakan teknik ini untuk memisahkan senyawa lapisan tipis. Lalu
Martin dan James, tahun 1952, memakainya untuk membedah senyawa gas. Namun jika
sebelumnya para peneliti perlu waktu antara 1.000 dan 100 menit, adik kandung
Mayor Jendral (purnawirawan) Kivlan Zein itu hanya butuh 10 menit. (Jaist.ac.jp)
10.Teori 23 Kromosom
Dr. Joe Hin Tjio, seorang ahli Cytogenetics asal
Indonesia menemukan fakta bahwa kromosom manusia berjumlah 23 buah. Melalui
penelitian di laboratorium Institute of Genetics of Sweden’s University of
Lund, temuannya berhasil mematahkan keyakinan para ahli genetika bahwa jumlah
kromosom adalah 24 buah. Ia berhasil menghitung jumlah kromosom dengan tepat
setelah menyempurnakan teknik pemisahan kromosom manusia pada preparat gelas
yang dikembangkan Dr. T.C. Hsu di Texas University, AS.
Kata siapa orang-orang
Indonesia ini tidak berprestasi di kancah dunia? Pendidikan di Indonesia
sebenarnya sangat mengesankan terbukti dengan juara-juara dunia yang diperoleh
oleh pelajar dari Indonesia. Bidang studi apa sih yang sering indonesia menangi
dalam olimpiade pendidikan tingkat dunia?
Indonesia merupakan
negara yang masuk kategori unggulan dalam olimpiade pendidikan tingkat dunia,
lihat saja prestasi pelajar dari Indonesia yang selalu membawa nama baik
Indonesia sebagai juara. Pendidikan matematika, fisika, astronomi dan lainnya
adalah contoh pendidikan yang pernah membawa Indonesia memegang piala
kemenangan yang mengagungkan.
Beberapa kali juga
indonesia mengikuti olimpiade kontes robot tingkat dunia yang mana indonesia
yang diwakili pelajarnya, dan pernah mencicipi enaknya duduk dikursi juara.
Walaupun keseringannya dikalahkan negara seperti china, japan, mesir dan negara
asean lainnya. Namun hal ini bukanlah halangan karena indonesia selalu berhasil
masuk 8 besar. Prestasi yang sangat membanggakan bukan?
Berita terpanasnya
yaitu pada awal mei 2011 ini indonesia telah kembali mencatatkan namanya
sebagai negara pemilik SDM yang sangat berkualitas yakni anak-anak indonesia
berhasil menjuarai Kompetisi Rancang Robot di Olimpiade Robot Internasional
(WRO) Arabia yang meliputi kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Mereka yang menjadi
juara adalah pelajar asal indonesia yang bersekolah di sekolah Jubilee
International School Abu Dhabi, UAE, yang diwakili oleh Sita Ilmidani Taribi
(11 tahun), Suta Ilmidani Taribi (11) dan Adinda Naura Salsabila (10) berhasil
merebut juara pertama di tingkat Sekolah Dasar.
Mereka adalah
putra-putri dari kalangan professional asal Indonesia yang bekerja di industri
perminyakan Abu Dhabi.
Para pelajar asal
Indonesia tersebut berhasil merebut juara pertama pada jenis Kategori Umum
(Regular) dengan merancang dan memprogram sebuah robot dalam jangka waktu
tertentu. Juri menetapkan ketiga anak Indonesia tersebut sebagai pemenang
karena robot rancangan mereka berhasil dengan sangat baik melalui serangkaian
tugas yang ditentukan panitia, yakni melalui lorong yang berliku-liku dalam
waktu sesingkat mungkin dan naik turun tangga di permukaan yang tidak rata.
Nah, hal ini semakin
menambah panjang nama besar Indonesia di mata dunia mengenai pendidikan dan
pelajar yang berkualitas di Indonesia.
Sumber :
No comments:
Post a Comment